Header

Silakan baca tulisan saya, harap maklum dalam tahap mencoba. Mohon komentarnya, terimakasih atas kunjungan Anda, Jgn Lupa isi Buku Tamu y

Saturday, August 27, 2011

TUGAS-TUGAS MATERIKULASI 16 Juli - 19 Agustus 2011

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(tugas dari P'Somakim)

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI I PENUKAL UTARA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DENGAN SNOWBALL THROWING
Oleh     :  Novi Komaryatiningsih
NIM    :  20112512039
Prodi    :  Pendidikan Matematika
 

I.  Pendahuluan
I.1  Latar Belakang
                        Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa.  Hal ini dikarenakan minat belajar siswa yang rendah, maupun metode pembelajaran di dalam kelas yang membosankan bagi siswa. Minat belajar matematika yag rendah ini dapat menghambat proses pembelajaran.  Dalam pembelajaran matematika di dalam kelas, peneliti lebih sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.  Selama menggunakan kedua metode itu, peneliti merasa metode tersebut perlu dikembangkan, karena berdasarkan hasil evaluasi, diperoleh nilai matematika siswa belum mencapai target yang peneliti harapkan. Dari evaluasi  dapat dilihat sampai dimana perkembangan siswa sebagai peserta didik setelah mengalami pendidikan dan pembelajaran selama jangka waktu tertentu.  Menurut peneliti, rendahnya nilai matematika siswa juga disebabkan kurangnya minat belajar para siswa, dapat dilihat dari rendahnya motivasi belajar siswa. Peneliti meninjau hal ini melalui buku catatan, kelengkapan belajar siswa, dan kesungguhan dalam mengerjakan tugas. Untuk itu peneliti rasakan perlu adanya upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.  Hal ini menunjukkan bahwa evaluasi tidak dapat dilepaskan dari pembelajaran.  Menurut Parnel dalam Purwanto Ngalim(2008:8);


” Pengukuran adalah langkah awal dari pembelajaran.  Tanpa pengukuran tidak akan terjadi penilaian.  Tanpa penilaian, tidak akan terjadi umpan balik. Tanpa umpan balik tidak akan terjadi pengetahuan yang baik tentang hasil.  Tanpa pengetahuan tentang hasil, tidak dapat terjadi perbaikan yang sistematis dalam belajar”

 







Dari pendapat Parnel tersebut menunjukkan kepada kita kegiatan evaluasi membantu guru memperbaiki cara mengajar dan membantu siswa dalam meningkatkan cara belajarnya.
Berdasarkan penyebab rendahnya minat belajar siswa dalam pembelajaran matematika, salah satu upaya yang dapat peneliti lakukan adalah meningkatkan keterampilan dalam penyampaian materi menggunakan pendekatan PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia), dengan Snowball Throwing.
Akibat rendahnya minat belajar ini dampak bagi siswa adalah nilai matematika siswa rendah, belum mencapai KKM.  Minat belajar yang rendah ini mungkin diakibatkan karena proses pembelajaran di dalam kelas belum berlangsung dengan optimal, gaya mengajar peneliti yang membosankan bagi siswa.  Peneliti merasakan perlu adanya  perbaikan proses pembelajaran yang dilakukan, sehingga pembelajaran terasa lebih bermakna, salah satunya dengan model pembelajaran SNOWBALL THROWING melaui pendekatan PMRI.  peneliti menggunakan Lembar Aktivitas Siswa (LAS). 
Snowball Throwing merupakan teknik bertanya kelompok yang dilakukan setelah  siswa mendapatkan informasi materi pembelajaran dari ketua kelompok yang telah mendapatkan materi pembelajaran dari guru.
LAS merupakan suatu media pembelajaran berupa media cetak yang berisi ringkasan materi buatan peneliti.  Materi tersebut disesuaikan dengan Kompetensi Dasar/Indikator yang akan dicapai siswa, yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa atau hal-hal yang dekat dengan kehidupan siswa (kontekstual). Siswa diajak bekerja secara berkelompok menyelesaikan LAS, kemudian mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka di depan kelas.  Di akhir pembelajaran siswa dan guru melakukan refleksi, dan sebagai alat ukur keberhasilan pembelajaran pada hari itu, peneliti memberikan evaluasi berupa kuis.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini berjudul ”MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI I PENUKAL UTARA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DENGAN SNOWBALL THROWING”

I.2  Perumusan dan Pemecahan Masalah
            Berdasar latar belakang masalah yang diungkapkan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
  1. apakah penerapan pembelajaran PMRI dengan Snowball Throwing dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa?
  2. apakah penerapan pembelajaran PMRI dengan Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar   matematika siswa?

I.3.  Tujuan Penelitian
            Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas XI IPS SMA Negeri I Penukal Utara.

I.4   Manfaat Penelitian
Penelitian inibermanfaat bagi:
a.  siswa :
-  dapat meningkatkan motivasi belajar matematika
- pengalaman belajar baru bagi siswa sehingga dapat memperbaiki cara belajar siswa
b.  guru  : 
-  dapat meningkatkan keterampilan dalam penyampaian materi.
- dapat membantu meningkatkan ilmu pengetahuan
- dapat meningkatkan kualitas belajar siswa
c.  sekolah :
- untuk mengadakan perbaikan program pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan kemampuan siswa
- dapat mengetahui tingkat keberhasilan program pembelajaran
d.  peneliti  : 
- dapat mengetahui bagaimana keefektifan metode-metode mengajar yang berbeda dalam pembelajaran matematika
- sebagai pengalaman berharga dalam peningkatan ilmu pengetahuan

II.   Tinjauan  Pustaka
            Matematika ada di sekitar kita. Pembelajaran matematika yang baik seyogyanya dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada di sekitar kita.  Dengan demikian, pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna. 
            Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) merupakan inovasi dalam pembelajaran matematika di Indonesia dengan menggunakan prinsip-prinsip dalam Realistic Mathematic Education (RME) yang menggabungkan pandanangan tentang apa itu matematika, bagaimana siswa belajar matematika, dan bagaimana matematika harus diajarkan.  RME pertama kali dikembangkan oleh Freudenthal Institute Belanda yang didirikan pada tahun 1971.  Freudenthal berpendapat bahwa matematika merupakan aktivitas insani, siswa tidak boleh dipandang sebagai penerima pasif matematika yang sudah jadi. Pendidik harus mengarahkan siswa kepada penggunaan berbagai situasi dan kesempatan untuk menemukan kembali matematika dengan cara mereka sendiri.  Banyak soal yang dapat diangkat dari bernagai situasi (konteks), yang dirasakan bermakna sehingga menjadi sumber belajar.  Konsep matematika muncul dari proses matematisasi, yaitu dimulai dari penyelesaian yang berkaitan dengan konteks (context-link solution), siswa secara perlahan mengembangkan alat dan pemahaman matematika ke tingkat yang lebih formal.
            Menurut De Lange, pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI meliputi aspek-aspek berikut (Hadi, 2005):
a.        memulai pelajaran denga mengajukan masalah (soal) yang real bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya sehingga siswa segera terlibat dalam pembelajaran secara bermakna. 
b.       Permasalahan yang diberikan harus diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut
c.        Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik secara informal terhadap persoalan/masalah yang diajukan
d.       Pengajaran berlangsung secara interaktif; siswa menjelaskan dan memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya, memahami jawaban temannya (siswa lain) atau menyatakan ketidaksetujuan, mencari alternatif penyelesaian yang lain, dan melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pembelajaran
e.        Fenomena matematika dimanifestasikan dalam keterkaitan (interwining) berbagai sub pokok bahasan.
Pendekatan realistik adalah pendekatan yang sesuai dengan paradigma pendidikan dewasa ini yang lebih menitikberatkan siswa sebagai manusia yang memiliki potensi untuk belajar dan berkembang.  Siswa harus aktif dalam pencarian dan pengembangan pengetahuan.  Dengan paradigma baru tersebut diharapkan di kelas siswa aktif dalam belajar, aktif dalam berdiskusi, berani menyampaikan gagasan dan menerima gagasan dari orang lain, serta memiliki rasa percaya diri yang tinggi.  Pendekatan realistik menginginkan adanya perubahan dalam paradigma pembelajaran, yaitu dari paradigma mengajar menjadi paradigma belajar (Marpaung 2004 dalam majalah PMRI:27)
            Kata realistik dimaksudkan sebagai suatu situasi yang dapat dibayangkan  oleh siswa atau menggambarkan situasi dalam dunia nyata. (Zulkarnai 2002 dalam majalah PMRI hal:28)
Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran.  Langkah-langkahnya adalah sbb:
  1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
  2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
  3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
  4. Masing-masing peserta didik diberi satu lembar kertas, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
  5. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta didik lain selama
  6. Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberi kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
  7. Penutup

III.  Metode Penelitian
III.1 Variabel Penelitian
            Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi belajar, PMRI, snowball throwing
III.2  Definisi Operasional Variabel
            Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pendekatan PMRI dengan metode snowball throwing
III.3  Subjek Penelitian
            Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri I Penukal Utara tahun pelajaran 2011/2012
III.4  Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini meliputi: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi (Arikunto, 2006)
1.  Perencanaan
Tahap perencanaan berupa persiapan penelitian antara lain:
  1. merancang bahan ajar siswa
  2. merancang media pembelajaran berupa Lembar Aktivitas Siswa (LAS), lembar observasi, lembar angket siswa
  3. merancang alat penilaian untuk evaluasi (tes awal, tugas, tes akhir berupa ulangan)
  4. membagi siswa dalam kelompok
2.  Pelaksanaan Tidakan
            Penelitian ini dierncanakan akan dilaksanakan dalam siklus-siklus penelitian, yang meliputi 2 siklus, yang dibagi berdasarkan SK dan KD mata pelajaran matematika kelas XI IPS semseter I .  Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, guru melaksanakan pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan PMRI dan sowballthrowing

3.  Pengamatan
            Pengamatan (observasi) dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Waka Kurikulum di lingkungan SMA Negeri I Penukal Utara.  Observer mencatat hal-hal yang terjadi selama kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan lembar observasi.
4.  Refleksi
            Kegiatan refleksi dilakukan berdasarkan data hasil pengamatan dan dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan.  Akhirnya dibuat perencanaan untuk kegiatan penelitian pada siklus berikutnya.

III.5 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, observasi, dan evaluasi hasil belajar berupa tes.  Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data sekolah, berupa profil sekolah, jumlah siswa dan hasil ulangan harian siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri I Penukal Utara
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas belajar siswa, digunakan skala 1 – 5, dengan kategori:
1 = tidak baik; 2 = kurang baik; 3 = cukup baik; 4 = baik; 5 = sangat baik
Tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa, berupa ulangan harian yang dilakukan pada setiap akhir siklus penelitian.
Data penelitian, sumber data, dan instrumen yang diperlukan ditunjukkan dalam tabel berikut:
Tabel 1:
No.
Data/Variabel
Sumber Data
Instrumen Penelitian
1.
Data Sekolah
Kepala sekolah/guru
Dokumen sekolah
2.
Aktivtas belajar siswa
Siswa
Lembar observasi
3.
Hasil belajar siswa
Siswa
Soal tes tertulis

II.6  Teknik Analisis Data
            Teknik analisis yang digunakan adalah dskriptif kualitatif dan kuantitatif.  Sebelum dianalisis, data hasil observasi diolah terlebih dahulu untuk mendapatkan rata-rata skor aktivitas pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 2:
Rentang skor
Kategori
  0  –  1,4
1,5 –  2,4
2,5 –  3,4
3,5 –  4,4
4,5 –  5
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Data hasil belajar siswa berupa ulangan harian menggunakan skala 1 – 100.  Data ini dianalisis dengan menggunakan analisis hasil ulangan harian.  Siswa dikatakan tuntas dalam pembelajaran apabila hasil evaluasinya mencapai KKM atau lebih.  Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas apabila hasil evaluasinya belim mencapai KKM.









Daftar Pustaka


Ngalim, Purwanto. 2009. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta :Rosda
PMRI. 2008. ”Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik” Majalah PMRI Vol.VI No.2
Putri, Ratu Ilma Indra. 2003.  ”Pengevaluasian Perangkat Pembelajaran Statistika Menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia di SLTP Negeri 17 Palembang”.  Makalah pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika tanggal 20 – 21 Agustus 2003 di Palembang

Sunardi, Waluyo Slamet, dkk. 2008.  Matematika SMA. Jakarta :Bumi Aksara













2 comments:

  1. Mb Novi, sepertinya ada point yg msh harus dijelaskan di latar belakangmu, seperti: kenapa pendekatan yang dipilih PMRI, nggak perlu panjang2. Terkesan penjelasan ttg minat belajar siswa bolak balik di satu paragraf kemudian kepotong paragraf selanjutnya and kembali lagi di paragraf berikutnya. komenku sementara itu mb..:)

    ReplyDelete
  2. waw,,,, proposalnya keren,,, ikut dong,,,

    ReplyDelete